Senin, 15 Oktober 2012

Cewek Cantik Jatuh Depan Gue, Hampir Aja...


Jalan Veteran Semarang, 1 September 2012 +/- Pukul 22.00 WIB.


            Semalam, setelah lelah dengan rutinitas yang menjemukan, aku  memutuskan untuk membawa motorku berselancar ke pusat kota. Rencana awal, aku pengen cari buku untuk bacaan daripada bosen kalau pekerjaan udah selesai. Sebiji novel Islami akhirnya aku dapatkan. Aku sendiri nggak tau kenapa akhir-akhir ini pengen baca novel padahal sebelumnya males banget. Mungkin karena aku sekarang pengen belajar nulis yang bagus dan menghasilkan kalee yaa...

            Waktu mau pulang, aku iseng pengen memantau situasi Simpang Lima sama Jalan Pahlawan. Melihat kembali lokasi yang jadi tempat tongkrongan waktu SMA. Keadaan sekarang dan dulu memang berubah. Penataan Simpang Lima dan Pahlawan membuat semakin banyak orang / komunitas mengunjungi tempat tersebut pada malam hari, terutama pada malam minggu. Jalanan memang macet sih, tapi aku nikmatin aja. Aku pengen lihat komunitas-komunitas apa aja yang sedang beraksi di situ. Setelah berjalan merayap, akhirnya motorku dapat berjalan leluasa sejak mendekati Polda. Aku pun memutuskan untuk kembali ke rumah melewati Jalan Veteran yang sebelumnya merupakan rute untuk berangkat dan pulang kuliahku.

            Sampai Jalan Veteran arus lalu lintas masih padat tetapi kendaraan masih bisa jalan dengan kecepatan rendah. Lagi asyik-asyiknya menikmati udara dan suasana malam, aku dikejutkan dengan kejadian yang ada di depan mataku. Kraaak, dua buah motor bersenggolan dan jatuh dengan kompak. Aku yang persis ada di belakangnya pun kaget. Klakson aku bunyikan dengan panjang sambil mengarahkan motorku ke pinggir jalan menghindari motor dan korban yang tergeletak di tengah jalan. Tidak jelas sebelumnya bagaimana prosesnya terjadi. Seingatku di depanku dalam satu jalur dilalui tiga motor. Motor yang berada di tengah ingin mendahului motor yang ada di kiri yang beberapa meter di depan motor yang di tengah. Waktu mau mendahului, dia justru menyenggol motor yang ada di sisi kanan yang telah beberapa meter di depannya. Kedua motor dan empat orang yang menungganginya jatuh, sementara helm salah satu korban yang berwarna pink dengan motif bunga-bunga terpental dan menggelinding beberapa centimeter di depan motorku waktu aku menepi.

            Setelah menepikan motor, pandanganku kembali ke tengah jalan. Dua orang lelaki yang terlibat dalam kecelakaan telah bangun dan menggiring motornya ke tepi. Sementara seorang cewek yang juga menjadi korban telah berdiri. Lalu nampak seorang pria datang untuk membangunkan motor cewek tadi dan membawanya ke pinggir jalan. Setelah motor  disingkirkan, nampak masih ada seorang cewek yang tergeletak terlentang tidak bergerak di tengah jalan. Aku langsung saja menghampirinya. Mata cewek itu telah terpejam meskipun tidak terlihat ada luka ditubuhnya. Namun ketiadaan respon darinya membuat situasi menjadi sangat mengkhawatirkan. Bersama dua pria lainya, aku membopong tubuh cewek itu ke pinggir jalan.

            Kami kemudian membaringkan tubuhnya di tempat yang agak luas dan terang. Teman-teman cewek itu langsung mendekat. Mereka menggoyang-goyangkan tubuhnya sambil menyebut-nyebut namanya. Nampak mereka sangat khawatir, bahkan dari suaranya sudah terdengar tersedu-sedu, tapi sayang tidak ada respon sedikitpun dari cewek tadi. Aku yang melihatnya juga ikut khawatir. Sementara di sekeliling kami, kerumunan orang sudah semakin banyak. Seperti biasa, mendadak ada yang ingin jadi wartawan, ada yang ingin jadi juru bicara, dan ada yang cuma ingin menonton live show.

            Kembali ke korban, meski terus ditepuk-tepuk pipinya dan digoyang-goyangkan badannya, dia tetap belum sadar. Seorang temannya yang semakin khawatir terus berucap, “Mii... Bangun Mii... Bangun Mii...”. Sementara seorang lainnya sibuk dengan HP-nya. Entah sms atau telepon siapa dia, mungkin keluarga atau kerabatnya. Aku dan bapak-bapak di sebelahku menyarankan agar segera dibawa dan diperiksa ke rumah sakit, tapi teman-temannya hanya beraktivitas seperti tadi. 

Aku yang terus mengamati dari tadi juga semakin khawatir dengan kondisinya. Di luar kekhawatiranku, ternyata cewek tadi memang cantik dan ok banget. Tapi dalam sekejap pikiranku yang nyleneh menghilang berganti kekhawatiran kembali. Kekhawatiran membawa aku menerka-nerka apa yang terjadi padanya. Apakah dia sudah meninggal? Kalau meninggal, ini pertama kali aku nonton proses orang meninggal dong. Meski begitu, aku tak berharap apa yang aku pikirkan terjadi. Terus melihatnya membuat aku semakin kasihan. Mana teman-temannya cuma menggoyang-goyangkan tubuhnya aja. Pengen periksa detak jantungnya, tapi kok gimanaaa...

            Setelah 15-20 menitan pasca evakuasi, akhirnya mulai muncul tanda-tanda kalau dia akan sadar. Dimulai dari mulutnya yang membuka, mungkin untuk mengambil nafas lebih banyak kali yaa. Kemudian diikuti perlahan-lahan membuka matanya. Akhirnya dia benar-benar sadar. Begitu sadar ia langsung menangis dan merintih kesakitan, “Kak sakit Kak... Sakit Kak...”, sambil tangannya memegang tengkuknya. Kemudian seorang temannya atau mungkin kakaknya (karena dia tadi memanggil kak) meletakkan tas di bawah kepalanya untuk bantal.

Korban terus saja merintih dan menangis kesakitan. Kemudian datang pria yang tadi ikut membopong memberikan segelas air putih. Lagi, aku bersama bapak-bapak di sebelahku meminta agar segera dibawa ke rumah sakit agar bisa diperiksa lebih lanjut mengingat si korban terus merintih kesakitan, pasti itu ada luka dalam atau bahkan gegar otak karena posisinya di tengkuk kepala. Namun masih belum terlihat respon dari teman-temannya untuk segera membawa ke rumah sakit. 

            Beberapa menit kemudian terlihat mobil patroli polisi melintas. Seketika juga kerumunan pada menghilang. Biasa ABG-ABG yang ketakutan kalau-kalau dianggap terlibat mulai melarikan diri. Nggak tau deh ABG-ABG sekarang kok sering takut sama polisi, lagi tongkrongan di pinggir jalan ada polisi lewat juga langsung kabur, takut dikira ikut trek-tekan. Padahal untuk kasus kecelakaan ini, kalau emang nggak terlibat ngapain mesti takut terus kabur terbirit-birit. Aku aja yang KTP sama SIM-ku baru hilang bersikap tenang, meski ada sedikit kekhawatiran ntar kalau ikut dimintai keterangan sama identitas. Tapi demi kemanusiaan, aku tetap bertahan di situ.

            Satu polisi kemudian turun. Sementara yang lain mencari tempat parkir untuk mobil patrolinya. Melihat ada mobil polisi, teman-teman korban berusaha membangunkan badan korban hingga korban pun bisa duduk. Polisi itu kemudian mendekati korban dan bertanya, “Bisa berdiri nggak?”, dengan nada yang sedikit keras. Alih-alih memberikan jawaban. Blek. Korban langsung kembali pingsan di bahu temannya seketika setelah mendengar pertanyaan polisi tadi. Kali ini aku geli dan pengen ketawa melihat hal itu tapi juga jengkel dan ingin maki tu polisi. Ngajak ngobrol orang sekarat kok nadanya membentak kayak bicara sama orang yang melanggar lalu lintas atau maling aja. Harusnya dia juga nggak perlu nanya, tapi langsung membopong / memapah korban ke dalam mobil. Bapak di sebelahku melihat hal itu kembali berkomentar, “Jangan dibentak Pak!”. Karena sudah diwakilkan oleh beliau, maka aku tidak jadi memaki tu polisi. Polisi itu pun tidak ada ekspresinya setelah itu. Dia kemudian meminta agar mobil patrolinya mundur kembali ke tempat korban.

            Setelah mobil patroli mendekat, teman-teman korban langsung membopongnya ke dalam mobil patroli dibantu polisi dan bapak tadi. Begitu korban sudah masuk, polisi menanyakan perihal kecelakaan tadi kepada temen korban. Akhirnya diketahui bahwa korban dan teman / kakaknya yang mengenderai revo diserempet oleh 2 orang yang berboncengan mengenderai vixion. Meski tadi aku di belakang mereka, aku memang tidak sempat memperhatikan kendaraan mereka. Fokusku cuma bagaimana agar tidak menabrak korban yang telah jatuh di jalan.

Si pengendara vixion entah ke mana, yang tersisa hanya yang membonceng. Itupun dia beradu mulut dengan polisi. Akhirnya vixionnya dibawa polisi sementara revonya sebenarnya hendak dibawa juga, tapi karena kondisinya yang tidak bisa jalan (kayaknya persnelingnya jepit mesin) jadi ditinggal dan dijaga polisi. Setelah sempat debat dengan pembonceng sial, akhirnya temen-temen korban ikut masuk ke mobil patroli dan membawa korban ke RSUP dr Kariadi Semarang. Aku yang melihat korban sudah dievakuasi dengan benar dan keberadaanku juga tidak dibutuhkan lagi, maka aku melanjutkan perjalanan pulang.

            Aku sih berharap korban segera mendapatkan penanganan yang tepat, dapat diselamatkan, dan kembali pulih. Ini pertama kalinya aku naek motor persis di belakang kecelakaan, untung banget bisa menghindari koban. Kalau nggak bisa berabe ntar. Ini juga pertama kali nolongin orang kecelakaan. Biasanya kalau ada kecelakaan, korbannya udah ditolongin dan dikerumunin orang. Agak ngeri juga waktu mau nolong, maklum aku phobia sama darah. Tapi untungnya dia nggak ada luka luar / darah yang mengalir, jadi bisa ikut mengevakuasi. Berhati-hatilah mengendarai kendaraan di jalan raya. Berkendaralah secara wajar. Hargai kenyamanan orang lain yang berkendara. Jalan raya bukan lintasan balap. Kalau mau membalap pakai lintasan tamiya aja, hehehe...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar