Selasa, 02 Juni 2015

SNG dan Petuah Bijak


            SNG atau dalam bahasa awamnya dikenal dengan liputan news daily, yaitu sebuah liputan untuk menyampaikan informasi terbaru kepada masyarakat secara live. Tugas SNG merupakan salah satu tugas yang didalamnya banyak ketidakjelasan, baik soal waktu maupun tempat. Jika ada kejadian luar biasa, jangan harap bisa pulang cepat, tak jarang justru harus siap untuk digeser ke luar kota.

            Namun tak perlu membahas pekerjaan di sini karena pasti jadi nggak asyik. Lalu apa dong yang mau dibahas? Bahas yang ringan-ringan aja dan renyah. Apa itu? Asmara? So pasti! Tapi bukanlah drama atau roman yang akan diulas disini karena aku nggak bakat untuk nulis yang kayak gitu. Terus? Udah, baca dulu aja, jangan banyak nanya mulu! Hahaha…

            Perjalanan ke lokasi live terkadang memerlukan waktu yang lama, apalagi jika macet. Sembari menunggu tiba di lokasi, ada saja bahan obrolan yang mengemuka. Apa yang akan temen-temen baca berikut adalah obrolan yang berkesan buatku. Tepatnya, nasehat yang berkesan buatku.

1.        Pak Mamat TX

Dalam perjalanan menuju Istana Merdeka untuk live Konferensi Pers kenaikan harga BBM, tanpa ada angin tanpa ada hujan, Pak Mamat menasehatiku.

       “An, kalau milih cewek jangan yang cantik mukanya aja, tapi yang cantik hatinya”

          Tentu saja aku kaget mendengar Pak Mamat berbicara sebijak itu. Jauh sekali dari perangai kesehariannya. Padahal belum ada sebutir gorengan pun yang ia santap. Dia bercerita panjang lebar tentang ini itu. Aku menyimaknya sambil manggut-manggut aja. Meski perjalanan dari KPK menuju Istana terjebak macet, tetapi perjalanan itu tidak terasa membosankan.

2.        Yopi TX dan Andi ME

Tugas bersama dua orang pengantin baru tentu memberi konsekuensi tersendiri. Apalagi menempuh perjalanan jauh ke Istana Bogor untuk antisipasi adanya Konferensi Pers dari Presiden perihal kisruh Kapolri.

Sempat diwarnai insiden mobil mogok sehingga harus diganti, perjalanan pun dilanjutkan dengan lancar. Dua orang teman yang baru menikah itu pun angkat suara.

“An, kalau nikah mas kawinnya jangan seperangkat alat sholat sama Al-Qur’an kalau nggak siap sama konsekuensinya” kata Andi.

“Konsekuensinya berat” Yopi menimpali.

“Kalau seperangkat alat sholat, kamu harus bisa menjaga biar istrimu nggak ninggalin sholat. Kalau Al-Qur’an, kamu harus bisa mengajarkan Al-Qur’an kepada istrimu” terang Andi.

“Iya, aku tahu perihal konsekuensi itu. InsyaAllah nanti aku dan istriku kelak berusaha sama-sama untuk belajar dan saling mengingatkan” jawabku coba menanggapi.

3.        Frans ME

          Agak menyimpang sedikit, kali tidak dalam tugas SNG tetapi tugas program Damai Indonesiaku di Bogor. Om Frans mengingatkanku dan menasehatiku.

“An, kapan kamu nikah? Kerjaan udah ada, udah karyawan tetap, nunggu apalagi? Jangan ditunda-tundalah!” cerocos Om Frans.

Nomermu apa? Indosat apa Telkomsel? Ini aku ada kenalan” lagaknya coba membantu.

“Indosat Om” jawabku yang ingin mengikuti sejauh mana ia beraksi.

          Lalu dia mengeluarkan HP-nya. Dengan telunjuk, ia scrool nomer kontak yang ada. Lagaknya nampak meyakinkan bahwa ia memang berniat membantuku. Akhirnya telunjuknya pun mengetuk layar HP-nya.

“Ini An, Indosat. Semok dan banyak duitnya” kata Frans sambil menyodorkan HP-nya.

          Aku pun untuk menghormatinya, maka kutengok HP-nya. Ulalala… aku langsung shock. Ternyata yang ia perlihatkan adalah foto Mbak Heni, teman sedivisiku sendiri. Owalaaah… dasar Om Frans! Becanda mulu! Nggak pernah serius!
         
          Tapi makasih Om Frans atas perhatian dan nasehatnya. Langkahku masih panjang om, tak perlu buru-buru namun tak berarti menunda-nuda juga. Nanti kalau sudah menemukan yang cocok, pasti dikabarin.

4.        Irman UPM

Sebagai senior sekaligus mantan temen kosan, dia banyak memberiku nasehat. Tentu untuk hal-hal yang positif. Namun entah mengapa justru yang terkenang adalah nasehatnya yang nyeleneh.

“An, mumpung belum nikah, nakal-nakal dulu. Jangan sampai nakalnya telat, udah nikah baru nakal” katanya dengan intonasi layaknya memberi nasehat.

Kalau dinasehati seperti ini, aku jadi bingung. Pokoknya semoga kamu lancar aja deh dalam menyiapkan acara pernikahanmu sampai di hari H! Doakan aku agar bisa segera menyusul.

            Akhir kata, semua nasehat teman-teman ini pasti aku dengarkan dan akan aku jadikan sebagai pemicu semangat untuk menyempurnakan setengah agamaku. Terima kasih teman-teman. Sekedar tulisan iseng untuk menghabiskan liburan. Apabila ada kata yang kurang berkenan, dimaafkan aja yaa. Hehehe…