Samudera cinta…
Dari palung hati…
Tak terukur dalamnya hingga saat…
Perpisahan tiba… (Lagu
Cinta, Dewa 19)
Setiap pertemuan pasti ada
perpisahan. Sebuah hal yang lumrah dalam cerita hidup anak manusia. Diantara keduanya
pasti telah terangkum banyak peristiwa. Peristiwa-peristiwa itulah yang akhirnya
aku tuliskan dalam cerita ini agar tidak kabur tersapu oleh waktu.
Awal aku di tv one, aku bertemu
dengan seorang gadis yang sedang duduk di lobi. Gadis manis, tinggi, kurus, dan
berjilbab. Ternyata dia juga karyawan baru dan hari itu adalah hari pertamanya
bekerja. Sementara aku, hari itu hendak tanda tangan kontrak. Kami berkenalan,
ternyata namanya Dian. Dua suku terakhir dari namaku. Hahaha…
Sehari berselang, aku resmi mengenakan
seragam tv one. Aku pun kembali bertemu dengan Dian. Dia telah duduk manis,
rapi, dan tentu telah berseragam di ruangan finance tv one. Saat itu aku sedang
diperkenalkan ke rekan-rekan finance satu
per satu. Ternyata aku dan dian sedivisi, bahkan satu ruangan. Waktu terus
berjalan mengikuti alur yang ditetapkan Sang Pencipta. Kami pun diangkat
sebagai karyawan tetap dalam waktu yang bersamaan.

Dian merupakan pendengar yang baik. Dia
memberi masukan tanpa menghakimi. Satu hal yang bakal membuat aku kangen adalah gaya ketawanya yang khas. Dian punya gaya ketawa yang panjang lebar bin kenceng banget. Kalau diingingatkan tangannya langsung menutup
mulutnya. Terus bilang, “Aan kok gitu
sih?!”. Jaga terus tawamu itu Di! Jangan sampai sedih dan galau merenggutnya.
Nanti kalau ketemu, aku tagih. Hahaha…
Oya, satu lagi yang bikin aku bangga
sama Dian. Sekarang dia sudah mulai istiqomah mengenakan rok panjang. Mulai
terbuka semangat di hatinya untuk belajar agama lebih dalam. Terus seperti itu
ya Dian…!
Perjalanan waktu juga membuatku
menemukan sosok yang selalu ada dan ringan membantu. Awal bertemu sih, aku agak
rikuh karena orangnya nampak pendiam.
Tapi aku tahu, dia orang Jawa. Tidak ada alasan buatku untuk tidak bisa akrab
dengannya.
Sampai di suatu libur, tepatnya hari
senin ketika itu, aku diajak dia main ke Ancol bersama dengan Gesta dan Adit. Mulai
dari situlah awal keseruan tercetus. Sejak itu, entah bertiga atau berempat,
kita sering untuk sekedar jalan atau nongkrong.
Hingga saat-saat terberat ketika aku atau keluargaku tertimpa musibah, dia
tetap ada. Memberi bantuan yang dia bisa berikan. Teman tukeran jadwal agar aku bisa pulang kampung lama. Teman yang
mengisi penilaianku saat aku masih di kampung. Termasuk teman yang membantuku
di saat terakhir di tv one.
Satu hal yang aku petik pelajaran
darinya adalah aku akan belajar menolong siapun yang membutuhkan. Berusaha
untuk tidak pernah menolak orang yang minta tolong. Sebab seperti itulah
caranya bersikap kepadaku. Oh ya, sampai lupa sebut nama orang ganteng yang
baik hati ini karena keasyikan bercerita. Dia adalah Edi Supheno. Edi Suryono
sih nama aslinya, tapi dia lebih populer dengan nama panggung Supheno Mbalelo.
Banyak hal yang pasti bikin kangen dengan sosok manusia satu ini.
Mulai dari Via Vallen, Dian Marshanda, Rena KDI, Reza Lawangsewu, Selimut
Tetangga, Wedi Karo Bojomu, Keloas, dan Perawan Kalimantan. Banyak kan?!
Sebenarnya nggak juga sih. Itu bisa diringkas
jadi satu hal, yaitu penyanyi dangdut Panturaan
beserta lagu-lagunya. Hahaha…
Satu pesanku untuk Mas Pheno, kalau karaokean bawa motor sendiri mas. Masak
iya, udah bayarin karokean, malah
ditinggalin sendiri. Teman-temanmu pada jahat mas. Oya, salam buat Vio. Hahaha.
Nanti, kalau ketemu lagi, pokoknya ndangdutan lagi yach?! Ok?!
Di luar Mas Pheno, ada lagi seorang
adik yang gemesin dan baik meski sering
usil. Pertama aku masuk ruang finance, dia sudah ada di dalam. Mengenakan kaos
ungu sembari duduk sendirian di pojokan. Dulu rambutnya panjang berombak dengan menyisakan
sedikit poni untuk menutupi dahinya. Alhamdulillah, sekarang dia sudah berubah drastis.
Sudah berhijab dan mulai mengenakan rok panjang pula. Subhanallah pokoknya dah.
Dia merupakan partner ndangdutan Mas Pheno. Semua lagu dangdut hafal, terutam
lagu-lagu dangdut baru yang alay-alay.
Siapakah dia? Yuph, dia adalah Indah
Dewi Pertiwi. Eh salah, Indah Sukma Dewi maksudnya. Seorang admin yang paling
sering aku repotkan dalam beberapa
bulan terakhir. Makasih banyak ya Indah.
Ada satu hal yang mengharukan dari
Indah. Yaph, dia sekarang mulai
sering mengulang kata-kataku, “Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi lima
menit kemudian”. Dulu kata-kata itu aku gunakan untuk mengajak sholat
teman-temanku, tapi mereka masih sibuk dengan aktivitasnya. Karena sebal, aku
pun berkata demikian. Masak iya
panggilan Tuhan kita kesampingkan.
Hahaha…
Waktu pun akhirnya membawa aku
menjadi karyawan senior. Maksudnya, ada lagi karyawan-karyawan baru yang masuk
dan lebih fresh. Salah satunya adalah
anak gaul selatan yang benama Nendar. Dia ini satu-satunya anak baru yang aku tandemin waktu pertama bertugas. Anaknya asyik dan seru. Sehabis sama-sama
tugas arus mudik, aku sering diajakin nongkrong
ke tempat tongkrongannya yang ngehits abis.
Pernah aku dan nendar terjebak dalam
situasi di antara hidup dan mati di tengah laut. Saat itu kami sedang snorkeling.
Aku yang tidak bisa renang memberanikan diri karena yakin aman setelah
mengenakan pelampung. Setelah cukup lama bermain-main di air, kami pun hendak
kembali ke perahu. Di saat itu kaki Nendar tiba-tiba kram dan dia lalu bergelayut
di lenganku. Aku meski tak bisa berenang, memamapahnya sembari menyibak-nyibak
air agar lekas sampai perahu. Namun apa daya, perahu tak kunjung mendekat,
justru semakin menjauh. Akhirnya kami ditolong Mas Arya sama Pak Uli saat itu.

Waktu terus membawaku untuk
merasakan tugas yang belum pernah aku rasakan. Akhirnya aku merasakan tugas
arus mudik selama 20 hari penuh. Meski sebelumnya pun pernah merasakan, meski cuma
tiga hari.

Justru melalui arus mudik ini aku
menjadi semakin dekat dengan teman-teman di lapangan yang selama ini hanya
sebatas kenal saja. Saat itu aku berpikir mereka inilah keluargaku. Jika terjadi
sesuatu denganku, merekalah yang pertama menolongku. Bukan temanku di Jakarta
atau keluargaku di Semarang.
Aku
benar-benar menyatu dengan mereka. Menikmati kebersamaan dengan mereka. Aku melupakan
Jakarta beserta segala pernak-perniknya. Aku pun melupakan Semarang dan
mengurung kerinduan tentangnya.

Tapi
yang paling berkesan adalah video musikal ini. Video tepat di saat yang tepat.
Di saat kami baru saja lepas dari orang terdekat dan terjerat dalam kerinduan
yang dalam dengan mereka. Di saat lelah telah menggurita akibat tuntutan live seharian. Upaya yang kami ciptakan untuk menghibur diri kami sendiri sembari menunggu untuk live berikutnya.
Kembali tentang momen di video ini. Aku
jadi lebih mengenal mereka. Antoni yang ngeselin tapi perhatian, Christie yang
kalem tapi menggoda, Sintya yang bawel tapi kreatif, dan Azis yang cerewet tapi
baik. Yang pasti momen video ini bisa terselenggara berkat kehebatan Pak Azis
menata audio OBVAN sebagai sarana karaoke.
Sempat dulu ingin mengirim video ini
ke seseorang, tapi urung aku lakukan. Lagu Begitu Indah rasanya kurang cocok diberikan kepada orang yang dalam
waktu sekejap mudah melupakan. Hiks.. Baper
dikit. Tahu siapa yang begitu indah? Yaph,
merekalah yang saat itu ada di dekatku. Banyak tingkah mereka yang membuat aku
tertawa. Banyak cara mereka yang membuat aku terhibur dan dihargai.
Satu lagi yang membuat aku terharu. Di
penghujung arus mudik aku sakit hingga melewatkan makan malam terakhir bersama mereka. Tahu
apa yang mereka lakukan? Saat aku mulai bisa bangun dan keluar kamar, mereka
mengantarkanku mencari makanan. Joni, Bowo, dan Bengbeng. Mereka tidak makan,
hanya menemani aku makan saja. Meskipun aku bilang aku yang bayar, tetap mereka tidak mau makan. So sweet
banget deh mereka! Hahaha…
Semua cerita tentang mereka, tentang
teman-temanku semua, akan selalu begitu indah untuk diceritakan berulang kali.
Sama seperti aku tak pernah bosan playback
video di atas.
Terang saja aku merindunya…
Terang saja aku mendambanya…
Karena dia… karena dia..
Begitu Indah… (Begitu
Indah, Padi)
Sukses buat kalian semua. Terima
kasih atas semuanya dan mohon maaf atas kesalahanku. Semoga kelak ada kesempatan buat kita seru-seruan lagi.
Hahaha…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar